MRUTU, SURGA ALAMI YANG DIRINDUKAN
Air mengalir begitu tenang dari balik bebatuan yang tertumpuk alami. Sinar matahari menyelinap membiaskan sedikit demi sedikit warna perak yang mengagumkan di riak air yang begitu tenang. Lumajanger menyebutnya Mrutu. Artinya lemut atau nyamuk. Mungkin karena dulu di tempat ini banyak nyamuk. Jadinya disebut "Sumber Mrutu". Maksudnya mungkin mata air yang banyak nyamuknya 😁
Untuk menuju mata air alami ini, kalian para Lumajanger ngga akan pernah kesulitan menemukannya. Jika dari arah kota, terus aja ke utara melewati terminal "Minak Koncar" sampai bangunan besar yang biasanya oleh Lumajanger disebut "Mall Ngga Sido" alias Mall ala ala yang udah tutup 😌 dari situ belok kiri aja terus mengikuti jalan, nanti melewati Alam Raya Regency, jalan terus sampai ada Masjid di kiri jalan. Baru belok kiri lagi. Setelah itu ada pertigaan pertama, belok kanan. Dari sini, nanti jalannya akan mulai menurun. Hati-hati ya gaeeesss, takut nyusruk 😄. Kira-kira 200 meter, nyampe deh.
Kita nggak akan nemuin sendang atau pemandian yang besar dengan loket di bagian depannya. Tapi.... Cukup mata air alami dengan banyak pohon besar yang tumbuh alami dan bebatuan yang tertata rapi oleh alam. Airnya alami, segar dingin tanpa kaporit, tanpa filter, tanpa pompa, tanpa pipa. Benar-benar mengalir dari balik bebatuan. Jangan tanya dinginnya, dingiiiiiiiiiiiiin. Disini kita tidak akan menemui toilet umum atau warung makan. Hanya ada 2 bilik kecil untuk ganti baju dan sebuah warung ala kadarnya yang menjual wedang kopi dan gorengan. Masyaallah.... Begitu manjanya mata ini menatap keindahan Allah yang tiada tara. Jadi betah, malas pulang kakaaaak 😅
Emak-emak jangan khawatir kalo anaknya mau berenang ya... Airnya alami tanpa obat |
Kopi kapal api terasa nikmat baaaaanget kalo diseduh disini |
Beniiiiing |
Komentar
Posting Komentar